Aku Tak Mau Jadi Guru
Guru dalam pendidikan adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Undang Undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen).
Semua di dunia ini tak asing dengan kata "Guru". Guru yang selalu menggurui, guru yang selalu pertama dan utama, guru yang selalu ceramah, guru yang ingin menang sendiri, guru yang memberikan tugas kepada siswanya, guru yang menuntut siswanya, guru yang menghukum siswanya, guru yang tahu karena materinya, guru yang selalu marah dengan siswanya. Guru yang galak. Guru yang menyeramkan.
Semua itu TIDAK BENAR kawan, jujur sumpah demi Allah tidak benar. Bayang-bayang mungkin ada semenjak teman-teman berada di bangku TK hingga SMA bahkan Kuliah dengan istilah dosen. Mereka semua mengecap guru seperti itu, termasuk saya. Maka dari itu, saya TIDAK INGIN MENJADI GURU yang tidak diimpikan siswanya.
Saya Anisa Umayah yang diamanahkan oleh orang tua sesuai dengan arti nama saya yaitu "Wanita Teladan". Pembentukan karakter menjadi wanita teladan tidaklah mudah. Banyak godaan melanda yang membuat kita menjadi salah arus. Seperti guru, jika di awal sudah salah niat, maka terbawalah dengan arus yang tak diinginkan.
TERUNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN !!!
Kamu adalah harapan bangsa, yang nantinya akan mendidik generasi-generasi hebat.
"IMPIAN MEREKA, DI PUNDAK KALIAN"
Jikalau Anda tercebur di dunia pendidikan, mulailah mengikhlaskan diri dan berkomitmen saya ingin menjadi GURU PROFESIONAL. Mungkin Anda berkata "Saya kebetulan saja dapet di A B C, padahal saya mah nggak mau jadi guru".
Kawan, ingatlah semua yang kita jalani tiada yang kebetulan, melainkan rahasia Sang Khalik.
Setiap daun yang berguguran,
Setiap ranting yang jatuh,
Setiap bintang yang berkelipan di langit,
Setiap makhluk yang bernafas,
Semua merupakan ketetapan Allah
Dari contoh sederhana ini lah, kita bisa mengambil hikmahnya, MASUK DI UNIVERSITAS DENGAN JURUSAN PENDIDIKAN, MERUPAKAN IZIN ALLAH SEMATA.
Aku tidak ingin menjadi guru yang tidak diinginkan oleh siswanya, tetapi aku juga tidak ingin menjadi guru yang menjerumuskan siswanya. Maka dari itu saya ingin menjadi "Guru yang Dicinta dan Mencinta"
Guru yang dicinta dan mencinta merupakan alasan terbesar saya untuk menjadi guru. Bagaimana cara mewujudkan itu semua? Mencinta dan dicinta tidak lah mudah, melainkan banyak pengorbanan yang kita lakukan. Sebelum kita ingin dicinta dan mencinta, kita harus mengetahui tujuan kita ingin menjadi guru.
"TUJUAN SAYA MENJADI GURU ADALAH IBADAH"
Ibadah yang sesungguhnya di awali dengan NIAT yang kuat.
Banyak terngiang di telinga mendesah, sudah jadi guru saja toh guru sekarang udah gede2 gajinya
Dengan ringannya mereka berkata seperti itu, wahai si mulut ringan, guru tidak sebatas materi, melainkan nurani tercipta disini. Luruskan Niat merupakan langkah awal alasan ingin menjadi guru. Niat adalah amalan hati yang tak tampak mata, namun begitu kuat pengaruhnya dalam diri kita. Niat itu ibaratkan penggerak yang daya dorongnya luar biasa sekali. Tanpa dimulai dari niat, rasanya tidak ada energi dalam diri yang mencekam kita ingin menjadi guru. Namun jika niat tertancap kuat di dalam hati, maka hati pun akan kuat.
Jika kita niat menjadi guru sebatas "GAJI", yang Anda dapat hanyalah GAJI, lelah, dan ilmu Anda pun sebatas GAJI.
Jika kita niatkan menjadi guru untuk "IBADAH", Allah akan memberikan dua keberkahan, yaitu DUNIA dan AKHIRAT.
Mengapa?
Jika kita niatkan kita ingin menjadi guru karena ibadah, di dunia kita mendapatkan lebih dari sekedar gaji, melainkan kasih sayang dengan siswa, orang tua, semua orang mencintai kita.
Jadi NIAT dan TANAMKAN di diri kita adalah BERIBADAH KEPADA ALLAH
Dari Abu Hurairah 'Abdurrahman bin Shakhr ra, berkata Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak melihat bentuk tubuhmu dan tidak pula melihat ketampananmu, tetapi Allah melihat hatimu". (Riwayat Muslim).
Memang hati yang sangat menentukan niatan seseorang. Kata orang "Guru itu Panggilan Jiwa".
Banyak orang berkata, guru untuk mencerdaskan bangsa, tetapi menurut saya, guru adalah panggilan Allah untuk mendidik anak menjadi yang berakhlak mulia.
Akhlak Mulia dan Adab merupakan salah satu alasan saya mengapa ingin menjadi guru juga.
Saya sudah miris dengan keadaan dunia ini, dengan pendidik di luar sana yang hanya mengedepankan kecerdasan intelektual tanpa memperhatikan siswa memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri.
Guru hanya menganggap, siswa itu pintar jika bisa MATEMATIKA, BISA SAINS dll, menganggap buruk hal lainnya. Selalu dikaitkan dengan kecerdasan intelektual.
Dengan hadirnya saya, yang insyaAllah menjadi tenaga pendidik, saya tidak terlalu menekankan anak tersebut untuk pintar di bidang mata pelajaran saya nantinya yaitu "GURU KIMIA". Saya akan menegaskan kepada siswa, akhlak itu yang pertama dan utama, meski saya belum berakhlak sempurna seperti Rasulullah.
Mungkin untuk mempelajari di bidang saya yaitu kimia, mengajak mereka dengan hati yang tulus, karena pada dasarnya hati bisa disentuh oleh hati. Sebanyak apapun ilmu kita, jika kita menyampaikannya tidak dari hati, siswa tersebut tak akan sampai dengan apa yang telah kita sampaikan.
Banyak alasan yang memperkuat diri saya untuk menjadi guru yaitu mirisnya lingkungan di daerah rumah saya, anak kecil saja yang belum tahu apa-apa sulitnya masa mendatang, sudah tidak ingin sekolah. Apakah saya tidak menangis melihat hal tersebut? Saya menangis dengan geleng-geleng kepala. Dan memikirkan, bagaimana bangsa ini nantinya? Jikalau usia dini saja sudah tidak ingin belajar? Lambat laun mencari jalan keluar, saya kumpulkan anak-anak yang malas untuk belajar dengan saya, walau hanya sebatas abc, 123, demi memunculkan minat mereka kembali untuk sekolah. Alhasil ketika mereka kembali ke sekolah, hati saya tenang dan merasa tidak terbebani kembali, walau saya bukan orang tuanya.
Dari situlah, saya ingin menjadi "Guru yang Mencinta dan Dicinta"
Banyak guru yang mengimpikan dicintai siswanya, tetapi kenyataannya sulit, karena guru tersebut belum mencintainya. Siapapun nantinya atau pun saat ini sudah menjadi tenaga pendidik, niatkan guru sebagai ladang pahala dan ibadah, jangan melihat dari segi materi.
Dengan guru lah saya bisa belajar menjadi Wanita Teladan sesuai orang tua saya harapkan. Dengan saya menjadi guru, saya akan berpikir dua kali untuk melakukan keburukan-keburukan, dan membentengi iman saya yang terkadang naik turun. Ilmu Harus Diisi, Iman Pun Jangan Lupa Di Isi.
Doakan saya tahap selanjutnya menjadi "Menteri Pendidikan" untuk menjadikan pendidikan Indonesia yang lebih baik. Aamiin.
"SUKSES TENAGA PENDIDIK INDONESIA"
LAKUKAN SEMINIMAL TENAGAMU DENGAN STRATEGI MAKSIMALMU, KARENA JIKA TENAGA DIBUANG MAKSIMAL TANPA STRATEGI, HASIL 0, JIKA SEMUANYA DIIRINGI STRATEGI, INSYAALLAH SUKSES !!!!
Semangat terus yaa May.. Mudah"an lancar terus kuliahnya..
ReplyDeleteUwoww mantepp bangetttt
ReplyDeleteUwww calon guru panutan ni
ReplyDeletemantep betul🥰
ReplyDeleteWaw calon guru apa menteri nih awokwok
ReplyDelete